Malam itu aku merasa
gelisah sekali. Aku di rumah sendirian lagi. Kakakku, mbak mega dan mas Guntur
suaminya sedang berlibur ke Bali selama seminggu.Ini baru malam kedua aku
sendirian. Tak ada lagi yang hendak kukerjakan. Menonton TV malas.Mau makan, di
freezer banyak makanan. Lagipula aku tidak merasa lapar. Mau belajar, sekolah
sedang libur panjang.Aku coba menghubungi teman2, tapi mereka semua sedang
liburan keluar kota juga.Sebenarnya Mbak Mega dan Mas Guntur mengajakku ikut ke
Bali. Tapi aku tak mau mengganggu mereka.Biarlah mereka menikmati masa
liburannya berdua saja.
Jam baru menunjukkan jam 7 malam.Belum larut. Mendadak aku ingat
kepada Budi. Dia bekerja di rumah mas Guntur sebagai tukang kebun merangkap
membersihkan rumah. Kadang2 aku kasihan melihat Budi harus membereskan rumah
sebesar ini. Bertingkat pula. Belum lagi ia harus merawat tanaman hias di
halaman depan maupun halaman belakang yang luas.Tapi kulihat Budi selalu senang
mengerjakan semua itu. Dia tidak tinggal dirumah ini karena rumah orang tuanya
dekat.Hanya kira2 15 menit berjalan kaki. Kuambil ponselku dan menekan nomor
ponselnya.Budi manjawab panggilanku. Kuminta dia menemaniku tidur dirumah mas
Guntur dengan alasan aku takut senirian. Gudi menyanggupi. Bukan main girangnya
hatiku. Sudah lama aku membayangkan bermain cinta dengannya.Tapi aku tidak
berani memulainya.Budi hanya dua tahun lebih tua dariku. Dia tamat SMU tahun
lalu. Mas Guntur berjanji akan membiayai sekolahnya tahun depan di universitas.
karena tahun ini sudah terlambat untuk mendaftar.Budi memang baru beberapa
bulan bekerja di rumah ini.
Aku segera mempersiapkan diri. Kulepas CD yang kukenakan,
sehingga aku telanjang bulat. Setiap kali aku sendirian di rumah, telanjang
bulat didalam rumah menjadi kebiasaanku. Aku meras bebas bila yelanjang bulat,
meskipun didalam kamarku yang besar aku selalu telanjang bulat. Aku menuju
kolam renang dihalaman belakang dan menceburkan diri. Terasa segar dan
menyejukkan. Setelah berenang sesaat Kulihat Budi sudah datang. Dia tampak
sungkan melihatku berenang sambil telanjang bulat. "Ayo, Bud...buka
pakaianmu dan ikut berenang.Airnya nggak terlalu dingin, kok" bujukku.
Budi masih tampak malu melihat ketelanjanganku, apalagi dia menyadari ada batas
antara tuan dan pembantu. " Ayolah, jangan malu-malu.Kan enggak ada
siapa2. Cuma kita berdua" Mohonku.Akhirnya setelah kuminta berkali-kali
Budi mulai membuka pakaiannya satu persatu hingga tinggal CD nya. Perhatianku
tertuju ke tonjolan diantara kedua pahanya. Tidak terlalu menonjol Yentu saja
karena kontolnya sedang tidak tegang. Kubayangkan Kontolnya kalau sedang
ngaceng, pasyi besar dan keras. Langsung saja kontolku jadi ngaceng
membayangkannya. Untung aku di dalam air sehingga Budi tidak bisa melihatnya.
"Saya tidak bisa berenang,mas Bayu. Malu, ahh" kata BUdi sambil
berjalan mendekatiku didalam air. Pucuk dicinta ulam tiba. Memang ini yang
kuharapkan. "Aku ajarin deh.Gampang kok. Sebentar juga sudah jago". kataku
meyakinkan. Kudekati Budi. Kuraba punggunggnya. Mungkin BUdi tak menyadari
tanganku agak gemetar. Kuraih pinggangnya yang langsing dan terus meraba
perutnya yang tipis membentuk tonjolan keras berbuku-buku. Tak kusangka Budi
memiliki tubuh yang menggiurkan.Mungkin dia sering melakukan olah raga dengan
taeratur. Aku tak sempat memperhatikannya tadi kare pikiranku susah konsen
sejak ia datang. Budi hanya diam ketika seluruh badannuy kuraba-raba dengan
penuh napsu. Aku sudah tidak peduli apakah reaksinya Budi akan marah.tapi semakin
kugerayangi seluruh tubuhnya Budi tidak bereaksi apa2. Aku semakin berani.
Kupeluk tubuhnya dari belakang. Kuciumi tengkuk dan lehernya. Kedengar Budi
mengerang nikmat. Kuberanikan tanganku memegang kontolnya dari belakang dengan
kedua tanganku. Ternyata Kontol Budi ngaceng. Besar dan keras. Mungkin Budi
ngaceng karena merasakan kontolku yang ngaceng menempel erat di pantat
montoknya.Aku terkejut mengetahui kengacengannya. Kupikir Budi akan marah dan
menolak ketika pertama kali kupeluk dia dari belakang, Dan yang lebih
mengejutkan adalah saat kurasakan kedua tangannya meraih kontolku dari kedua
arah. "Mas Bayu enggak marah kan kalau aku pegang kontolnya?"
Tanyanya polos. "Kenapa harus marah, Bud? Aku malah mengharapkan saat2
seperti ini sejak Budi bekerja disini" jawabku jujur. "Apa benar
begitu, mas Bayu? Saya mau bekerja disini karena ada mas Bayu. Sumpah,
mas".katanya lagi. "Wah kalau begitu selama ini kita saling memendam
pereasaan napsu kita,ya" kataku lagi. Segera kubalikkan badanya sehingga
kami saling berhadapan. Tinggi kami hampir sama. Umur dan bentuk tubuh kami pun
hampir sama. Hanya wajah dan kulit kami yang agak berbeda. Tubuhku putih
sedangkan tubuh Budi agak kecoklatan Tapi justru itu yang membuatnya tampak
jantan.Kupeluk tubuhnya erat, lalu kuciumi bibirnya dengan permainan
lidah.Budipun membalas ciumanku dengan tidak kalah ganasnya. Tak sangka Budi
sudah semahir iru berciuman.Mungkin dia memang sudah sering berciuman?
Entahlah. Itu tidak penting.Tangan kami saling meremas2 dan mempermainkan
kontol. Aku meremas Kontol Budi dan Budi meremas kontolku.Inilah kenikmatan
yang tiada duanya. Berciuman dan berpelukan dengan laki2 yang diinginkan.Aku
tarik tubah Budi keluar kolam. Kubaringkan tubuhnya diatas lantai di pinggir
kolam.dalam posisi 69 kami saling menjilat dan mengulum kontol.Kami berdua
menyemburkan sperma hangat di kedua mulut yang mengisap kontol.Dan kami
sama-sama menelan habis sperma itu tanpa sisa sedikitpun. Kutarik tubuhnya ke
lantai atas, kekamarku. Kami nberdua merebahkan tubuh telanjang kami di tempat
tidur yang empuk. Saling berpelukan, bergulingan dan berciuman. jam didinding
menunjuk angka sembilan. Berarti masih panjang waktu kami berdua untuk
menikmati malam indah ini berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar